Kamis, 01 Juni 2017

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA I MIKROMERITIK

PRAKTIKUM FARMASI FISIK I
MIKROMERITIK
Logo Stikes 2009-2010
 







OLEH :

            Nama         : Gita Safiri
            Kelas          : G.2 Farmasi
            NIM            : F201601074
            Kelompok  : 1/ Batch B

PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
KENDARI
2017
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam meracik suatu bentuk sediaan obat, tentunya ada beberapa faktor atau aspek yang perlu diperhatikan agar sediaan yang dihasilkan bisa sesuai, salah satunya adalah bentuk keseragaman ukuran partikel.Ukuran partikel dari bahan obat merupakan penentu untuk beberpa sifat zat. Hal ini berlaku baik untuk bahan yang berada dalam kondisi berbentuk serbuk atau bubuk maupun yang diracik dalam bentuk sediaan tablet, granular, salep,suppositoria dan emulsi.
Pada tahun-tahun terakhir ini, perhatian lebih banyak tercurah pada aspek biofarmasi.Ukuran partikel misalnya, pengaruh kecepatan melarut obat sukar larut melalui ukuran partikelnya, yang berkaitan erat dengan kerja pembebasan obat dan reabsorbsi.
Ukuran partikel inilah yang nantinya bisa menentukan suatu efek dari obat tersebut melalui beberapa tahap perjalanannya mulai dari fase farmakokinetik, khususnya pada proses disolusi atau pelepasan obat dari bentuk sediaan dan pada proses absorbsi dari obat itu sendiri, fase farmakodinamik dan fase biofarmasi. Maka dari itu diperlukan ilmu yang mempelajari tentang ukuran partikel itu sendiri, ilmu tersebut dinamakan mikromeritik oleh  Dalla Valle. Dalam mikromeritik, metode yang digunakan adalah, metode mikroskopis optik, metode ayakan dan metode sedimentasi atau pengendapan. Metode yang akan digunakan dalam praktikum kali ini adalah metode ayakan. Dalam pembahasan kali ini akan membahas tentang mikromeritik dengan menggunakan metode ayakan (Alfren, 1990)
Dengan adanya mikromeritik setidaknya seorang ahli farmasi bisa memahami bagaimana cara mengukur diameter partikel dari suatu sediaan, apalagi jika ukuran partikelnya sangat mikroskopis setelah memalui proses pengayakan tentunya akan  sangat susah untuk mengukur diameter partikelnya.
I.2 Tujuan Percobaan
1. Mengukur diameter partikel dari talk dengan menggunakan metode    ayakan.
2. Mengukur diameter partikel dari ZnO dengan menggunakan metode ayakan.






                                                                           BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum
Ilmu dan teknologi partikel kecil disebut mikromeritik oleh Dalla Valle. Pengetahuan dan  pengendalian ukuran serta kisaran ukuran partikel sangat penting dalam farmasi. Jadi, ukuran dan karenanya juga luas permukaan dari suatu partikel dapat dihubungkan secara berarti pada sifat kimia, fisika dan farmakologi dari suatu obat.Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi pelepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rektal dan topical (Rudolf.1994)
Mikromeritik adalah ilmu atau teknologi untuk mengukur keseragaman  ukuran partikel. Banyak metode tersedia untuk menentukan ukuran partikel. Diantaranya ada 3 metode utama yang sering digunakan dalam bidang farmasi serta metode yang merupakan ciri dari suatu prinsip khusus, metode-metode tersebut yaitu :
1.      Mikroskopis optik.
Mikroskopis optik adalah metodeyang digunakan untuk mengukur partikel yang ukurannya berkisar dari 0,2 µm sampai kira-kira 100 µm. sediaan yang diukur partikelnya menggunakan metode ini yaitu suspensi dan emulsi. Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi, diencerkan dan dinaikan pada suatu slide.Di bawah mikroskop tersebut, pada tempat dimana partikel terlihat, diletakkan mikrometer untuk memperlihatkan ukuran partikel tersebut.Hasil yang terlihat dalam mikroskop dapat diproyeksikan ke sebuah layar di mana partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau pemotretan bisa dilakukan dari slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke layar untuk diukur (Rudolf.1994)
Dalam metode mikroskopis pengkuran diameter rata-rata dari sistem diperoleh dengan pengukuran partakel secara  acak sepanjang garis yang ditentukan. Partikel yang tersusun secara acak diatur diameternya dengan frekuensi yang sama dalam berbagai arah, sehingga partikel tersebut dianggap sebagai partikel yang berbentuk bola dengan diameter yang sama. Untuk memperoleh data yang statistik minimal harus diukur 200 partikel pada serbuk pharsetik.Pengukuran biasanya dengan menggunakan mikroskopik mempunyai data pisah yang bagus.Alat optik mikroskopik harus mempunyai jarum penunjuk yang digerakkan dengan kalibrasi mikrometer sekrup
Kerugian dari metode ini adalah bahwa pada garis tengah yang diperoleh hanya dari dua dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar.Tidak ada perkiraan yang bisa diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan memakai metode ini.Untuk jumlah yang di ukur menggunakan metode ini harus sekitar (300-500) partikel untuk mendapatkan suatu perkiraan yang baik (Rudolf.1994)
2.      Metode Ayakan
Meode ini menggunakan suatu seri ayakan standar yang dikalibrasi oleh The National Bureau of Standards.Ayakan umunya digunakan untuk memilih partikel-partikel yang lebih kasar, tetapi jika digunakan dengan sangat hati-hati. Ayakan-ayakan tersebut bisa digunakan untuk mengayak bahan sampai sehalus 44 mikrometer (ayakan nomor  235). Menurut metode U.S.P. untuk menguji kehalusan serbuk suatu massa atau sampel tertentu ditaruh diatas suatu ayakan yang cocok dan digoyangkan secara mekanis. Serbuk tersebut digoyang-goyangkan selama waktu tertentu, dan bahan yang melalui satu ayakan ditahan oleh ayakan berikutnya yang lebih halus serta dikumpulkan, kemudian ditimbang. Cara lain adalah dengan menetapkan partikel-partikel pada ukuran rata-rata aritmatik (hitung) atau geometris dari kedua ayakan tersebut (Rudolf.1994)
Metode ayakan merupakan metode yang paling sederhana untuk mengukur ukuran rata-rata partikel.Ayakan dapat dibuat dari kawat dengan ukuran lubang tertentu, dimana lubang dinyatakan dalam ukuran inci untuk mendapatkan analisis yang lebih rinci. Pada cara ini, ayakan disusun bertingkat dimulai dari ayakan yang paling kasar diletakkan paling atas pada mesin penggerak dilanjutkan sampai pada ayakan paling halus yang diletakkan paling bawah. Suatu saampel ditimbang dan ditaruh diatas ayakan dan digerakkan dengan mesin penggerak.Sisa dari sampel yang tertinggal pada setiap ayakan diambil untuk kemudian ditimbang. Sampel yang diukur partikelnya menggunakan metode ini contohnya granul-granul tablet (Rudolf.1994)
 3.      Metode Sedimentasi/Pengendapan
            Pada metode ini ditentukan kecepatan tenggelammnya partikel dalam ketergantungannya dai ukuran, bobot jenis dan bentuknya dalam bidang gaya berat (analisis pipet, timbangan sedimentasi, fotosedimentimeter) atau dalam bidang gaya sentrifugal. Dasar dari aturan ini adalah hukum stokes :  
dst     =   Diameter rata-rata
E     = Viskositas
h      = Jarak
t      =  Waktu
R1     =  Bobot Jenis Partikel
R0     =   Bobot Jenis Media
g      = Gravitasi  
Hukum ini  dapat diterapkan untuk partikel-partikel yang berbentuk tidak beraturan dari berbagai ukuran selama seseorang menyadari bahwa garis tengah yang diperloleh adalah suatu ukuran partikel relatif yang ekuivalen dengan sebuah bola yang jatuh pada kecepatan yang sama dengan pertikel-partikel yang sudah diamaati. Beberapa metode berdasarkan sedimentasi diantaranya yang penting adalah, metode pipet, metode timbangan dan metode hydrometer (Rudolf.1994)
Pentingnya mempelajari mikromeritik adalah :
1)      Menghitung luas permukaan
2)      Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat
  Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara oral, sutikan dan topikal
1)      Pembuatan obat bentuk emulsi dan suspensi
2)      Stabilitas obat (tergantung ukuran patikel).
Metode umum untuk menentukan luas permukaan dengan dua cara yaitu :
v  Metode absorbsi, partikel-partkel dengan luas permukaan spesifik bear merupakan absorben yang baik untuk absorbsi. Zat terlarut dan gas dari larutan. Absorbsi dan desrbsi dai gas nitrogen pada sampel serbu tersebut diukur dengan suatu detektor konduktivitas panas jika suatu campuran helium dan nitrogen dilewatkan melalui suatusel yang mengandung serbuk tersebut.
v  Metode permeabilitas udara, prinsip tahanan terhadap aliran dari suatu cairan, melalui suatu sumbat dari serbuk kompak adalah luas permukaan dari serbuk tersebut. Makin besar luas permukaan per gram serbuk, makin bear pula tahanan untuk mengalr. Selanjutnya, permeabilitas untuk suatu tekanan yang diberikan turun sepanjang sumbat tersebut, berbanding terbalik dengan luas permukaan spesifik.
II.2 Uraian Bahan
1.      Alkohol (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi              : Aethanolum
Nama Lain                 : Atanol, alcohol
Rumus Molekul         : C2H5O
Berat Molekul            : 18,2
Pemerian                    : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap,
                                      dan mudah begerak  bau    khas; rasa panas, mudah terbakardengan memberikan warna biru yang tidak berasap
Kelarutan                  : Sangat mudah larut dalam air, kloroform, dan dalam eter p
Khasiat                      : Sebagai antiseptic
Kegunaan                  : Membersihkan alat
2.      Talk (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi              : TALCUM
Nama Lain                : Talk
Pemerian             : Serbuk hablur sangat halus,putih atau putih kelabu.    Berkilat muda melekat pada kulit dan bebas dari butiran
Kelarutan                  :   -
Penyimpanan             :   Dalam wadah tertutup baik
3.      ZnO (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi                : ZINC OXCYDUM
Nama Lain                  : Sing oksida
Pemerian                       : serbuk amorf ,sangat halus,putih atau putih   
  kekuningan,tidak berbau,tidak berasa,lambat laun  
  menyerap karbon dioksida dari udara
Kelarutan                       : Praktis tidak larut dalam air,dan dalam etanol  
  (95%)P larut dalam asam mineral encer dan  
  dalam larutan alkali hidroksida                  
Penyimpanan               : dalam wadah tertutup baik
Khasiat                        : antiseptikum local


















BAB III
METODE KERJA
3.1  Alat dan Bahan Percobaan
         3.1.1 Alat yang digunakan
1.  Ayakan no 20, 40, 60, 80, 100
2.  Mesin pengayak
3.   Timbangan miligram
4.   Sikat tabung
  3.1.2 Bahan yang digunakan
1.   Alkohol 70 %
2.   Talk
3.    ZnO
4.    Tissue
5.    Kertas perkamen

3.2. Cara kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
       2. Dibersihkan alat dan bahan terutama ayakan dengan menggunakan alcohol 70%
       3. Disusun ayakan dari nomor  mesh terkecil sampai nomor mesh terbesar
       4. Ditimbang talk dan ZnO masing-masing sebanyak 25 gram
       5. Ditaruh talk yang telah ditimbang 25 gram pada  pengayak nomor mesh 20 kemudian   diayak dengan kecepatan konstan selama 5 menit
       6. Ditimbang fraksi serbuk yang tertinggal pada masing – masing pengayak dengan nomor mesh berbeda pada timbangan ( mg )
       7. Dicatat data yang diperoleh dan dihitung nilai persen tertahan serta ukuran diameter partikel rata – rata talk
       8. Dilakukan urutan kerja seperti diatas dengan sampel ZnO sebanyak 25 gram diayak selama 10 menit





















BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
4.1  Tabel Pengamatan (1)
Sampel yang diuji
Nomor ayakan
Ukuran diameter (d)
Bobot tertinggal (gram)
Persen tertinggal (n)
n×d
Zno dan Talk yang tersisa


Zno
40
0,425
4.38
17,52%
7,44

0,53 gram
60
0.250
4.74
18.96%
4,74
80
0.212
4.35
17,4%
3,68
100
0.200
10,36
41,44%
8,28


5,95
23,83
6,03





Talk
40
0,425
1,05
4,2%
1,78

0,7 gram
60
0,250
17,22
65,88%
17,22
80
0,212
4,04
16,16%
3,42
100
0,200
1,62
6,48%
1,29


5,98
23,93
5,92


1.      Tabel Pengamatan (2)
Sampel yang diuji
Nomor ayakan
Ukuran diameter(d)
Bobot tertinggal (gram)
Persen tertinggal(n)
n×d
ZnO dan Talk yang tersisa
     

    ZnO                  
40
0,425
1,56
6,24%
2,65

7,92 gram
60
0,250
6,31
25,25%
6,31
80
0,212
6,3
25,2%
5,34
100
0,200
0,09
0,36%
0,07
      ∑

0,271
3,16
14,26
3,59




    Talk
40
0,425
11,99
47,96%
20,38

0,13 gram
60
0,250
9,49
37,96%
9,49
80
0,212
0,83
3,32%
0,70
100
0,200
0,1
0,4%
0,08
       ∑

0,271
5,60
22,41
7,66



4.2  Perhitungan        
(Pengamatan 1)
a.       ZnO ayakan nomor mesh 40
% Tertinggal   =
                             =
                               = 17,52 %
            n x d                = persen tertinggal(n) x ukuran diameter (d)
                                    = 17,52 x 0,425
                                    = 7,44
b.      ZnO ayakan nomor mesh 60
% Tertinggal   =
                                    =
                                    = 18,96 %
            n x d                = persen tertinggal(n) x ukuran diameter(d)
                                    = 18,96 x 0,250
                                    = 4,74
c.       ZnO ayakan nomor mesh 80
% Tertinggal   =
                        =
                        = 17,4 %
n x d                = persen tertinggal(n) x ukuran diameter(d)
                        = 17,4 x 0,212
                        = 3,68
d.      ZnO ayakan nomor mesh 100
% Tertinggal   =
                        =
                        = 41,44 %
n x d                = persen tertinggal(n) x ukuran diameter(d)
                        = 41,44 x 0,200
                                    = 8,28
e.       % ZnO yang tersisa     =
                                    =
                                    = 2,12 %
f.       Diameter rata-rata       =
                                    =
                                    = 0,253 mm
                                    = 253 cm

a.       Talk ayakan nomor mesh 40
% Tertinggal   =
                             =
                               = 4,2 %
            n x d                = persen tertinggal(n) x ukuran diameter (d)
                                    = 4,2 x 0,425
                                    = 1,78
b.      Talk ayakan nomor mesh 60
% Tertinggal   =
                                    =
                                    = 68,88 %
            n x d                = persen tertinggal(n) x ukuran diameter(d)
                                    = 68,88 x 0,250
                                    = 17,22
c.       Talk ayakan nomor mesh 80
% Tertinggal   =
                        =
                        = 16,16%
n x d                = persen tertinggal(n) x ukuran diameter(d)
                        = 16,16 x 0,212
                        = 3,42
d.      Talk ayakan nomor mesh 100
% Tertinggal   =
                        =
                        = 6,48 %
n x d                = persen tertinggal(n) x ukuran diameter(d)
                        = 6,48 x 0,200
                                    = 1,29
e.       % Talk yang tersisa     =
                                    =
                                    = 0,68 %
g.      Diameter rata-rata       =
                                    =
                                    = 0,297mm
                                    = 297 cm
          Pengamatan 2
a.       ZnO ayakan nomor mesh 40
% Tertinggal   =
                             =
                               = 6,24%
            n x d                = persen tertinggal(n) x ukuran diameter (d)
                                    = 6,24 x 0,425
                                    = 2,65
b.      ZnO ayakan nomor mesh 60
% Tertinggal   =
                                    =
                                    = 25,25 %
            n x d                = persen tertinggal(n) x ukuran diameter(d)
                                    = 25,25 x 0,250
                                    = 6,31
c.       ZnO ayakan nomor mesh 80
% Tertinggal   =
                        =
                        = 25,2 %
n x d                = persen tertinggal(n) x ukuran diameter(d)
                        = 25,2 x 0,212
                        = 5,34
d.      ZnO ayakan nomor mesh 100
% Tertinggal   =
                        =
                        = 0,36 %
n x d                = persen tertinggal(n) x ukuran diameter(d)
                        = 0,36 x 0,200
                                    = 0,07
e.       % ZnO yang tersisa     =
                                    =
                                    = 31,68 %
f.       Diameter rata-rata       =
                                    =
                                    = 0,251 mm
                                    = 251 cm

a.       Talk ayakan nomor mesh 40
% Tertinggal   =
                             =
                               = 47,96 %
            n x d                = persen tertinggal(n) x ukuran diameter (d)
                                    = 47,96 x 0,425
                                    = 20,38
b.      Talk ayakan nomor mesh 60
% Tertinggal   =
                                    =
                                    = 37,96 %
            n x d                = persen tertinggal(n) x ukuran diameter(d)
                                    = 37,96 x 0,250
                                    = 9,49
c.       Talk ayakan nomor mesh 80
% Tertinggal   =
                        =
                        = 3,32%
n x d                = persen tertinggal(n) x ukuran diameter(d)
                        = 3,32 x 0,212
                        = 0,70
d.      Talk ayakan nomor mesh 100
% Tertinggal   =
                        =
                        = 0,4 %
n x d                = persen tertinggal(n) x ukuran diameter(d)
                        = 0,4 x 0,200
                                    = 0,08
e.       % Talk yang tersisa     =
                                    =
                                    = 0,52 %
f.       Diameter rata-rata       =
                                    =
                                    = 0,341mm
                                    = 341 cm











4.3   Pembahasan
Metode dalam mengukur diameter partikel terbagi atas 3, yaitu metode mikroskopis optik, metode ayakan dan metode sedimentasi/ pengendapan. Untuk praktikum kali ini metode yang digunakan adalah metode ayakan, dimana kita menimbang dan mengayak sampel dengan ayakan dengan nomor ayakan tertentu.
Dalam pengukuran partikel dengan menggunakan metode ini, kegiatan pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Alat tersebut yaitu, ayakan dengan nomor mesh masing-masing 40, 60, 80, dan 100, timbangan miligram yang digunakan untuk menimbang dan sendok tanduk yang dipakai untuk memindahkan sampel dari wadah ke dalam ayakan. Untuk bahan yang digunakan adalah pati talk dan ZnO sebagai sampel yang akan di ukur diameter partikelnya, alkohol dan tissue untuk membersihkan alat dan kertas perkamen sebagai wadah sampel untuk ditimbang.
Langkah selanjutnya, membersihkan ayakan dengan cara membilasnya dengan alkohol 70%. Hal ini bertujuan untuk menghindari mikroorganisme yang ada pada alat karena penyimpanan yang cukup lama.Selain itu juga untuk menghindari terjadinya kesalahan perhitungan penimbangan akibat tertutupnya lubang ayakan dengan zat-zat asing.
Setelah itu, ayakan mulai disusun dari bawah keatas berdasarkan banyaknya lubang atau sesuai dengan nomor mesh dari nomor terbesar sampai terkecil. Dalam percobaan ini digunakan ayakan berdasarkan nomor mesh. Nomor mesh yang digunakan adalah 40, 60, 80 dan 100. Nomor mesh berbanding lurus dengan ukuran partikel maksudnya, semakin besar nomor mesh maka semakin halus ukuran partikel. Atau semakin besar nomor mesh maka akan semakin banyak pula jumlah lubang yang terdapat pada ayakan. Demikian juga jika nomor mesh semakin kecil maka akan semakin kasar pula ukuran partikel dan jumlah lubang pada ayakan semakin sedikit.
Kemudian, sampel talk dan ZnO ditimbang  secara bergantian dengan menggunakan timbangan miligram. Jumlah talk dan ZnO yang ditimbang masing-masing sebanyak 25 gram.
Setelah sampel ditimbang, sampel tersebut dimasukkan kedalam ayakan dengan nomor mesh terkecil atau urutan yang pertama. Sampel yang pertama diayak adalah  talk. Kemudian, ayakan digoyang selama 5 menit. Setelah itu, sampel yang tertinggal pada keempat ayakan di letakkan di atas kertas perkamen secara terpisah yang di beri label berdasarkan nomor mesh. Kemudian sisa ayakan tersebut ditimbang dengan menggunakan timbangan miligram. Hasil dari penimbangan tadi dihitung dengan menggunakan rumus untuk mendapatkan diameter rata-rata  partikel.
Kemudian dilanjutkan dengan sampel kedua yaitu ZnO. Prosesnya sama dengan sampel yang pertama. Pertama menimbang ZnO, kemudian diayak dengan ayakan yang sudah disusun sesuai dengan nomor mesh dan hasil dari ZnO yang tersisa pada tiap ayakan dikeluarkan dan ditimbang untuk diukur diameter partikelnya.
Dari hasil percobaan 1  bahwa, serbuk ZnO mempunyai ukuran diameter rata-rata sebesar 0,253 talk 0,247 dan percobaan ke dua serbuk ZnO mempunyai diameter rata-rata sebesar 0,251 talk 0,341 .
Dari hasil praktikum yang kami peroleh untuk nomor mesh 40  ukuran partikelnya yang dapat melewati pengayak tersebut sekitar 425 μm,nomor mesh 60 ukuran partikelnya sekitar 250 μm,nomor mesh 80 ukuran partikelnya sekitar 180 μm,nomor mesh 100 ukuran partikelnya yaitu 150 μm. Ini sesuai dari literatur yang telah kami dapatkan dan kami lampirkan dalam laporan ini. Diameter rata-rata ukuran partikel ukuran partikel untuk percobaan pertama mendapatkan hasil untuk Talk 0,34 dan ZnO 0,25 sedangkan percabaan kedua Talk 0,24 dan ZnO 0,25
       Kemungkinan kesalahan yang bisa terjadi dalam percobaan kali ini antara lain
1. Kesalahan penimbangan hasil ayakan
2. Ayakan yang tidak bersih sehingga mempengaruhi hasil
3. Hasil ayakan yang  berkurang karena terbang oleh angin


















BAB VI
PENUTUP
  VI.1 Kesimpulan
       Dari praktikum mikromeritik  kali ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
Diperoleh diameter partikel dari percobaan pertama ZnO 0,25 talk 0,34 dan percobaan ke dua diperoleh diameter rata-rata ZnO 0,25 dan talk 0,24 µm.

  VI.2 Saran
1.   Sebaiknya para praktikan lebih teliti dalam melaksanakan praktikum
2.   Sebaiknya fasilitas dalam laboratorium lebih dilengkapi lagi.
















DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Petunjuk Praktikum Farmasi Fisik 1. STIKES MW: Kendari.
Alfren, M., 1990. Farmasi fisika. Universitas Indonesia press: Jakarta.
Dirjen POM., 1979.  Farmakope Indonesia edisi lll.  Depkes RI : Jakarta.
Dirjen POM., 1979 Farmakope Indonesia edisi IV. Depkes RI : Jakarta
Voigt, Rudolf.1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, edisi ke-5, UGM Press, Yogyakarta.



LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA I MIKROMERITIK

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FARMASI FISIK I MIKROMERITIK   OLEH :      ...